Selasa, 23 Maret 2010

Komunikasi Dakwah Menurut Jalaluddin Rahmat


PEMIKIRAN KANG JALAL

TENTANG KOMUNIKASI DALAM PERSEPEKTIF DAKWAH

1. Pengertian Komunikasi Dakwah

Menurut Drs. H. Toto Tasmara dalam buku Komunikasi Dakwah secara sederhana memberikan pengertian komunikasi. Seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain dalam hal ini yang diajak berkomunikasi untuk dapat ikut berpartisipasi atau tindakan sama sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan yang disampaikan. Dengan penekanan bahwa komunikasi berarti upaya untuk mengadakan persamaan atau commonness dengan orang lain dengan cara menyampaikan keterangan, berupa suatu gagasan ataupun sikap.

Dengan berkomunikasi sebenarnya mengharapkan atau bertujuan terjadinya perubahan sikap atau tingkah laku orang lain untuk memenuhi harapan sebagaimana pesan disampaikan. Perubahan sikap dan tingkah laku akibat dari proses komunikasi adalah perubahan sikap yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Dengan demikian apa yang disampaikan oleh komunikator pada komunikasi akan mempengaruhi sikat komunikan sejauh kemampuan komunikator dalam mempengaruhinya.

Agama bukanlah sesuatu yang bersifat subordinate terhadap kenyataan social-ekonomi, agama pada dasarnya bersifat independen, yang secara teoritis bisa terlibat dalam kaitan saling mempengaruhi dengan kenyataan social, oleh karenanya Mattulada dkk dalam buku Agama dan Perubahan Sosial mengungkapkan bahwa, Agama mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk menentukan pola prilaku manusia. Sehingga ajaran agama akan mampu mendorong atau menahan proses perubahan social.

Secara umum kata dakwah yang berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti seruan, ajakan, panggilan. Sama halnya dengan para ahli dibidang ilmu dakwah, Jalaluddin Rakhmat juga sepakat bahwa juru dakwah atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak komunikan.

Dilihat dari bahasa kata dakwah atau tabligh mengandung arti proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.

Jalaludin Rakhmat sepanjang karyanya tidak pernah mengaitkan kata komunikasi dan dakwah secara beriringan. Komunikasi oleh jalal digolongkan sebagai keilmuan yang bersifat lebih umum, sedangkan istilah dakwah hanya beberapa kali jalal sampaikan dalam tulisannya. Meski Jalaludin Rakhmat tidak pernah mengaitkan kata dakwah dengan kata komunikasi tetapi dalam menampilkan pengertian serta tujuan yang hendak di capai dalam karya-karya Jalaluddin Rakhmat selalu menampilkan kesamaan.

Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social lainnya. Kecenderungan umum keilmuan komunikasi pada dasarnya dilatar belakangi oleh sifat komunikasi yang bisa masuk dalam setiap keilmuan serta kebutuhan keilmuan-keilmuan lain tersebut dengan pengetahuan komunikasi.

Latar belakang pendidikan Jalaluddin Rakhmat yang lebih spesipik pada bidang komunikasi menjadikannya matangan dalam bidang komunikasi. Kematangan Jalal dalam bidang komunikasi telah ditunjukan baik dalam komunikasi verbal yang disampaikan dalam menyampaikan materi-materi ilmiah baik dikampus atuapun dalam seminar dan forum ilmiah lainnya. Dalam komunikasi non verbal, Jalal juga menunjukkan kemampuannya dengan mengisi kolom opini dan ilmiah di media massa baik yang sifatnya lokal ataupun nasional sampai pada dibukukannya karya-karya tersebut baik olehnya sendiri ataupun atas permintaan orang lain.

Kematangan keilmuan dalam bidang komunikasi Jalal diakui juga oleh para pemikir-pemikir lainnya di Indonesia, sehinggi tidak jarang Jalal diminta memberikan kata pengantar pada karya-karya orang lain. Hal ini membuktikan kepercayaan orang lain terhadap pemikiran Jalaluddin Rakhmat sebagai seorang cendikiawan muslim yang membidangi ilmu komunikasi.

Sebagaimana halnya kiprah Jalaluddin Rakhmat dalam bidang komunikasi, dalam bidang dakwah Ia juga selalu melakukan kegiatan dakwah sebagaimana kewajibannya sebagai seorang muslim. Dakwah yang memiliki spesifikasi lebih khusus disbanding dengan keilmuan komunikasi ditekuni Jalal sebagai media dalam mendekatkan diri kepada sang penciptanya.

Dakwah sendiri memeiliki kecenderungan yang lebih khusus dalam bidang siar agama Islam, aktifitas dakwah yang dilakukan Jalal hampir sama dengan aktifitasnya dalam melakukan aktifitas komunikasi. Dalam dakwah bil lisan Jalal senantiasa aktif dalam majlis pengajian baik yang didirikannya ataupun dalam memenuhi undangan guna memberikan pemahaman tentang agama Islam. Dakwah bil hal Jalal dilakukannya dengan mendirikan lembaga pengajian ataupun lembaga torekoh yang dijadikan media dalam menyampaikan gagasan serta pemikirannya guna menjalankan aktifitas dakwahnya.

Dakwah bil Qolam yang dilakukan Jalal memberikan bukti yang kuat pada penerapan keilmuan dakwah yang coba dituangkan dengan pemikiran atau keahlian komunikasi yang dimilikinya. Sebagaimana karya-karya Jalal yang dimuat di media massa, banyak sekali pemikiran-pemikiran Jalal yang memiliki unsure dan materi dakwah.

Kehadiran Jalal dengan pemikiran Islam yang moderen dapat diterima oleh khalayak umum melalui media masa melalui penuangan pemikiran melalui tulisan. Ini semua dikarenakan keahlian Jalal dalam bidang komunikasi.

Meski telah dikatakan tidak adanya keterkaitan antara keilmuan dalam bidang komunikasi dan dakwah akan tetapi Jalaluddin Rakhmat mempu menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam.

2. Hubungnan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah

Proses penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi. Sebagai ahli dibidang komunikasi dan praktisi dakwah, Jalaluddin Rakhmat memandang kemajuan dibidang ilmu moderen harus disambut oleh para juru dakwah dalam mengembangkan Islam. Dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.

Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsuang, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan.

Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsunag.

3. Tujuan Komunikasi Dakwah

Tujuan dakwah ataupun tujuan komunikasi memiliki kesamaan, komunikasi dan dakwah memiliki tujuan untuk merubah prilaku orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang sedang menerima dakwah agar mengikuti seruan atau ajakan yang disampaikan. Jalal hanya tidak pernah menyampaikan komunikasi yang dikaitkan dengan dakwah, namun dalam pengertian-pengertian yang diuraikan dalam memahami semua unsur dan kegiatan komunikasi mempunya kesamaan dengan semua unsur dan kegiatan dalam hal dakwah.

Baik tujuan dari komunikasi ataupun tujuan dari dakwah adalah proses dimana seseorang menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku orang atau objek komunikasi atau dakwah sesuai dengan harapan si pelaku. Dengan demikian tujuan komunikasi dan dakwah hanya dibedakan pada sudut pandang keilmuan umum dan agama saja.

Tujuan yang hendak dicapai dari komunikasi dakwah itu sendiri memiliki tiga dimensi. Pertama, tujuan awal dimana tujuan daru proses komunikasi dakwah itu adalah terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan. Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya dipokoskan pada perubahan kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat.

4. Karakteristik Proses Komunikasi Dakwah

Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakuakan baik secara langsung ataupun tidak langsuang. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah. Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan memalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.

Dalam menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah menggunkan dua bentuk penyampaian pesan dakwah. Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunkan lisan atau ucapan. Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan. Dalam melakukan pendekatan kepada audiennys Jalal menggunkan beberapa pendekatan. Yaitu, persuasive dan koersif.

Adapun sifat dari pesan dakwah yang disampaikan oleh Jalal adalah Qaulan sadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan, sampai), Qawlan maysura, Qawlan layyinan, Qawlan ma’rufan. Kata kunci ini yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran Jalaluddin Rakhat baik dalm bidang komunikasi ataupun dalm bidang dakwahnya.

Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun da’i. adapun respon negative adalah proses perlawanan sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.

Karakteristik dari Jalaluddin Rakhmat sendiri bisa menjadikan karya-karya serta pemikirannya mudah diterima dan diikuti oleh orang lain. Gaya penulisan yang tersendiri jalal menjadikan karyanya menjadi sesuatu yang mudah dikonsumsi orang tanpa memerlukan pemikiran yang tinggi. Dengan demikian pemikiran jalal bisa difahami pada setiap tingkatan.

5. Bentuk-bentuk Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah

Sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal dan non verbal, telah menghantarkan Jalalluddin Rakhmat menjadi seorang cendikiawan muslim yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik intelektual, pilotisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian. Selain itu karya-karya Jalal mudah difahami oleh setiap pembacanya, hal ini menunjukkan kedalaman Jalal serta kemampuan dalam penerapan keilmuan komunikasi dan pemahaman agama yang dimiliki.

Bentuk dari komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Jalaluddin Rakhmat antara lain ; intra personal, Jalal mampu menerapkan apa yang disampaikan pada proses komunikasi dakwah kedalam aktifitas kehidupan sehari-harinya; inter personal, Jalal mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekelilingnya melalui pendekatan psikologi yang dimilikinya serta kematangan dalam bidang komunikasi dakwah; komunikasi kelompok, baik secara langsung yaitu berhadapan dengan audien pada saat mengisi forum ilmiah atau pengajian ataupun secara tidak langsung melalui tulisan atau media televise dapat dilakukan oleh Jalal; komunikasi massa dalam pemikiran Jalaluddin Rakhmat dituangkan dalam buku Psikologi Komunikasi.

Buku ini termasuk kategori the best seller. Pasalnya sampai sekarang ini sudah dicetak ulang 16 kali dengan 2 kali revisi, bahkan pihak penerbit sudah minta revisi yang ketiga kalinya guna cetak ulang yang ke 17. penilis ingin mengajak para pembaca untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan sesama manusia. Karena berdasarkan penelitian, sebagian besar ( sekitar 70 % ) waktu bangun dalam hidup kita ini digunakan untuk komunikasi. Dengan memahami sisi psikologis seseorang dan massa. Kita sanggup membuka “topeng” dan menjawab pertanyaan “mengapa”. Psikologi melihat komunikasi sebagi perilaku manusiawi, menarik, melibatkan siapa saja dan dimana saja dan kapan saja.

6. Model-model Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah

1. Dakwah Bil-Lisan

Pertama, Dakwah Bil Lisan. Dakwah bil-lisan yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dilakukan dikampung tempatnya tinggal. Berbekal pengkaderan di Muhammadiyah dan training di Dar al-Arqam.

Bukan itu saja, selain aktif di Majlis Pendidikan Muhammadiyah kotamadya Bandung, Jalaluddin Rakhmat juga mengabdi di Majlis Tabligh Muhammadiyah Jawa barat. Selama menjalani studi di Amerika Serikat, kegiatan dakwah Bil Lisan Jalaluddin Rakhmat di lakukan dengan mengisi khutbah-khutbah jum’at. Di Bandung Jalaluddin Rakhmat selain sering menjadi khotib di tempatnya tinggal, ia juga sering diminta mengisi khutbah dmasjid Salman ITB Bandung.

2. Dakwah Bil-Qolam

Kedua, Dakwah yang di lakukan oleh Jalaluddin Rakhmat adalah menggunakan media massa sebagai media dakwahnya. Kehadiran Jalaluddin Rakhmat dengan visi Islam baru ternyata menjadi kecemasan masyarakat sekitarnya, sehingga Jalaluddin Rakhmat dilarang mengis pengajian di Bandung karena beliau dianggap sebagai agen syi’ah di Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia Bandung. Larangan cermah kepada Jalaluddin Rakhmat ternyata membuka pintu lain beliau dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Media massa, menjadi salah satu alternative aktifitas dakwah dan penuangan fikiran-fikiran Jalaluddin Rakhmat.

Sebagai seorang yang ahli dalam bidang komunikasi, Jalaluddin Rakhmat patut disebut sebagai ahli komunikasi yang sepektakular. Hal ini terbukti dengan karya-karya Jalal yang selalu mengalami cetak ulang demi memenuhi kebutuhan konsumen. Buku Psikologi komunikasi yang pada tahun 2003 merupakan hasil dari cetakan ke 20, Islam Alternatif yang pada tahun 2003 mengalami sepuluh kali cetak, Islam Aktual yang pada tahun 2003 telah 14 kali mengalami cetak ulang adalah beberapa karya Jalal yang sangat luar biasa.

3. Dakwah Bil Hal

Ketiga, Dakwah yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dengan mendirikan yayasan yang bermisikan dakwah islam. Dakwah bil hal ini Jalal lakukan dengan mendirikan Yayasan Muthahari di Bandung, kemudian Yayasan Tazkiya Sejati di Jakarta, kemudian Jalaluddin Rakhmat mendirikan jamaah pengajian yang dinamakan Ikatan Jamaah Ahlu al-Bait Indonesia atau IJABI yang sekarang sudah tersebar sampai ke Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kota di Indonesia.

Untuk pengembangan dakwahnya, pada Oktober 1998 bersama-sama Haidar Baqir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir, Kang Jalal mendirikan Yayasan Muthahari yang bergerak dalam bidang pendidikan dan dakwah. Karena salah satu tujuan didirikan yayasan ini adalah “Menumbuhkan kesadaran Islami melalui gerakan dakwah yang direncanakan secara professional.

Sukses membangun Yayasan Muthahari di Bandung, Jalal kemudian melebarkan dakwahnya. Kali ini yang menjadi pilihan dalah ibukota Jakarta. Dengan dukungan dana dan fasilitas dari keluarga. H. Sudharmono mantan wakil presiden semasa Orde Baru, Kang Jalal mendirikan pusat kajian tasawuf dengan nama “Yayasan Tazkiya Sejati”, yang beralamat dikawasan perumahan elite Jl. Patra Kuning IX No. 6 Jakarta.

Menurut ustaz Syamsuri salah satu ketua, yayasan Tazkiya Sejati ini memiliki dua tujuan . Pertama, ingin memperkenalkan tasawuf kepada masyarakat perkotaan, Kedua, ingin membentuk manusia yang memiliki dua dimensi. Dimensi pertama, dia sadar akan dirinya, dan mau akan mengingat akan dosa-dosanya dan kembali bertobat kepada Allah. Dimensi kedua, punya kepedulian terhadap esama. Karena betapapun tinggi derajat manusia, jika dia tidak punya kepedulian terhadap sesame kedudukanya itu tidak ada artinya apa-apa.

Dengan kata lain Tazkiya ingin membentuk manusia yang hubunganya dengan sesame baik (hablu min al-nas) dan hubungan dengan tuhan juga baik (habl min Allah). Adapun materi yang diajarkan di Tazkiya ini, khusus mengkaji tasawuf dan hal-hal yang berhubungan dengan persoalan sufistik, seperti perbedaan tasawuf dengan pseudo sufisme. Materi tasawuf itu sendiri dibagi menjadi dua. Satu, membicarakan tasawuf dalam perspektif Al-Qur’an dan sunah. Dua, berbicara tentang tasawuf pada masa tabiin. Sedang materi lainya sering ditawarkan adalah fadhilah surat yasin, al-fatihah, Tawashul, Tabarruk, macam-macam tharekat dalam tasawuf, dan lain-lain.

Disampig kedua yayasan itu, kini Kang Jalal juga memiliki jamaah baru, khusus bagi para penganut mazzhab syi’ah. Jamaah ini diberi nama IJABI, yang merupakan singkatan Ikatan Jamaah Ahlu al-Bait Indonesia, diman ini sebagai penggagas berdirinya, dan sebagai salah satu ketua Dewan Suro,. Jamaahnya kini sudah ada diberbagai kota seperti: Jakarta Bekasi, Bogar, Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kota lain, baik dijawa maupun diluar jawa. Bahkan kini memiliki 13 cabang diseluruh Indonesia.

Dari uraian diatas jelas bahwa, Jalaluddin Rakhmat menggunakan tiga model dakwah: Bil Lisan, Bil Qolam, dan Bil Hal. Dalam melakukan aktifitanya, Jalaluddin Rakhmat mempunyai ciri kahas tersendiri, inilah yang membuat keistimewaannya. Dengan mengawali cerita menganai kondisi Islam saat ini, jalal uraikan menggunakan bahasa yang halus dan menyentuh, selain itu Jalaluddin Rakhmat mampu menuangkan pemikirannya dalam aktualisasi diri dengan mendirikan yayasan yang membidangan dakwah Islam model sufi.

Komunikasi satu arah, Jalaluddin Rakhmat menyebut komunikasi demikian sebagai komunikasi yang biadab. Komunikasi dua arah, Jalaluddin Rakhmat menitik beratkan komunikan atau orang yang menyampaikan pesan dakwah untuk menjadian audiens atau orang yang sedang didakwahi sebagai mitra

SAINS ISLAM

Posted by: Muzayyin Ahyar

Dewasa ini, ramai para Muslimin telah muncul dan mempelopori teori mereka bahawa dalam Quran itu kononnya ada banyak fakta-fakta dan mujizat saintifik. Banyak laman-laman web, buku-buku serta video telah dicipta orang-orang Islam yang cuba menonjolkan Islam itu sebenarnya berpunca dari Allah, kononnya disokong oleh hujah-hujah yang 'tepat secara saintifik' dalam al-Quran dan Hadith. Kebanyakan risalah mereka bermula dengan pernyataan seperti berikut :

"Suatu hal yang mengkagumkan ialah bagaimana al-Quran 'menangani' ilmu Sains. Quran yang diwahyukan dalam abad ketujuh kepada Muhammad(saw) mengandungi fakta-fakta saintifik 'yang baru kini ditemui pada abad ini'. Ahli-ahli sains terkagum sahaja apabila mereka ditemukan dengan ketepatan dan kecocokan ayat-ayat al-Quran dengan penemuan sains moden."

Rencana ini akan meneliti hujah diatas. Ia juga akan mengkaji dengan rapi, ayat-ayat al-Quran yang dipetik orang Muslim sebagai kononnya menyokong 'mujizat saintifik' mereka. Kajian ini juga akan meneliti dan membongkar banyak kejanggalan dan kepelikan saintifik yang terkandung di dalam Quran dan Hadis yang disegani dan amat malu disebut-sebut oleh umat Islam - kerana kejanggalannya dan juga kerana amat jauh sekali dari kebenaran!.

Lebih kurang 90 peratus daripada 1 bilion orang Islam pada hari ini terdiri dari kelompok Sunni. Kelompok yang terbesar selepas Sunni ialah puak Shi'ah. Oleh itu, makalah ini akan meneliti dan mengkaji ajaran dan tafsiran kelompok para Sunni, yang merupakan majoriti pengikut-pengikut Islam hari ini. Contohnya, Hadith yang diikuti puak Sunni hari ini adalah hanya diikuti dan diimani oleh ahli Sunni sahaja tetapi ditolak sebulat-bulatnya oleh kebanyakan puak-puak Islam lain yakni ahli Shi'ah, 'Submitters'('Quran only') dan ahli Sufi. Puak Islam Shi'ah, misalnya, memiliki koleksi-koleksi Hadith sahih mereka sendiri, dan hadith-hadith mereka tidak bersetuju dan menolak secara terus-terang dengan 'Hadith Sahih Bukhari atau pun Muslim' dan lain-lain ahadith. Sebenarnya, pada hari ini terdapat lebih daripada 100 JUTA orang yang bergelar Muslim tetapi mereka tidak menerima atau mempercayai koleksi ahadith orang-orang Sunni. Walaupun begitu, kebanyakan perbincangan dalam rencana ini akan menumpukan perhatiannya kepada fahaman dan tafsiran puak Sunni sahaja.

1 ] Ciptaan Bumi

Al-Quran menyebut dalam Surah 50 ayat 38 bahawa:

"Sesungguhnya telah Kami jadikan beberapa langit dan Bumi dan apa-apa yang diantara keduanya dalam enam hari dan Kami tiada merasa payah ..."

Adalah satu hakikat sejarah bahawa nabi Muhammad telah bercampur-gaul dengan umat-umat Yahudi dan Kristian. Dan lagi satu hakikat ialah banyak daripada isi kandungan Quran itu diambil (induknya) daripada AlKitab umat Kristian dan Yahudi. Di nas ini kita diberitahu bahawa - sama seperti catatan dalam Buku Kejadian dalam Alkitab al-Mukkadas - Bumi telah dicipta dalam enam hari.

Para Muslim yang mencuba mencocokkan atau menyelaraskan ajaran al-Quran dengan Sains moden, mentafsirkan bahawa 'Satu hari bagi Allah dan malaikatNya adalah bersamaan dengan 50,000 tahun'. Ini diambil dari surah 70 ayat 4. Jadi, mengikut hitungan matematik, para Muslim cuba menghujah bahawa Bumi telah dicipta dalam 300,000 tahun (6 hari x 50,000 tahun). Teori ini amatlah cetek lojiknya tetapi menarik. Ia menarik kerana perhitungan ini tidak didukung atau disokong oleh kajian Sains Moden! Menurut Sains Moden, ia telah memakan masa selama BEBERAPA BILION TAHUN untuk mencapai keadaan pada hari ini. Berbilion tahun telah berlalu sebelum wujudnya pepohon, dan beribu bilion lagi sebelum wujudnya binatang haiwan!

Surah 70 ayat 4 :

"Malaikat-malaikat dan roh naik kepadaNya dalam SEHARI yang lamanya LIMA PULUH RIBU Tahun."

Ayat ini membawa lebih banyak masalah lagi bagi al-Quran, kerana ayat ini bertentangan secara langsung dengan ayat-ayat Quran lain. Misalnya Surah 32/5 dan surah 22/47 kedua-dua sebut bahawa :

"Sesungguhnya SEHARI disisi TUHAN-Mu seperti SERIBU Tahun dari apa yang kamu hitung."

Jadi, jelaslah dapat dilihat percanggahan dan perselisihan dalam Quran - Sehari itu 50,000 tahun ATAU hanya 1,000 tahun?

Juga, untuk menyatakan bahawa Allah telah mengambil masa selama 300,000 tahun untuk mencipta Bumi merupakan satu PENGHINAAN kepada-Nya. Kerana Dia hanya boleh berkata : "Jadilah engkau" lalu jadilah ia (iaitu Bumi).

"Dia yang menciptakan langit dan BUMI; apabila Dia menghendaki mengadakan sesuatu Dia berkata: Jadilah engkau. Lalu jadilah ia."

Surah 2 ay.117

Bukan sahaja teori Islam di atas ini bercanggah dengan Sains hari ini, malah ia bertentangan dan berselisihan dengan nas-nas Qurannya sendiri!

2 ] "Sains" Embrioloji

Pada tahun 1982, Keith Moore, seorang profesor di Universiti Toronto, telah menulis sebuah buku berjudul : "The Developing Human, edisi ke3". Di dalamnya Moore ceritakan kehairanannya dengan 'cerita pertumbuhan embrio di dalam Quran'. Selepas itu, dia telah menulis lagi satu buku yang berjudul "Human Development as described in the Quran and Sunnah" yang amat gemari dipetik oleh ahli-ahli puak Sunni. Mereka ini merujuk kepada ayat Quran tersebut :

"Kemudian Kami jadikan dia air mani (yang disimpan) di dalam tempat yang kukuh. Kemudian mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan sepotong daging, lalu sepotong daging itu Kami jadikan tulang, lalu tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian dia Kami ciptakan makhluk yang lain. Maka Maha suci Allah yang sebaik-baik menciptakan."

Surah 23 ay.13,14

Di permukaannya, pernyataan ini kelihatan 'ajaib' untuk dibuat oleh seorang "Arab dari abad ketujuh". Tetapi, apabila ayatnya dianalisa lebih lanjut dan dengan lebih teliti, terdapat penjelasan dan juga kesilapan yang ketara yang timbul bagi ayat tersebut. Mula-mula, kita boleh bertanya jika ayat itu adalah asli, dan kedua, adakah pernyataan itu tepat atau pun benar.

Ramai orang kagum dengan tersebutnya 'air mani' dalam ayat di atas. Tetapi ini bukanlah sesuatu yang istimewa! Jauh lebih lama sebelum timbulnya al-Quran, manusia sudah pun sedar akan wujudnya "Benih" yang keluar daripada buah zakar lelaki, semasa proses persetubuhan. Al-Kitab (Bible), satu Teks yang jauh lebih tua daripada Al-Quran, lebih awal lagi dari Quran telah menyebut tentang seorang lelaki yang dihukumi oleh Tuhan oleh sebab dia "membiarkan air maninya jatuh ke atas bumi". Kejadian 38 : 9-10.

Seluruh cerita tentang pertumbuhan kehidupan manusia dalam al-Quran bukanlah cerita yang asli. Ahli-ahli Sunni cuba mempelopori teori mereka bahawa Muhammad telah mengajarinya sebelum ditemui ahli-ahli sains. Tetapi ahli-ahli Sunni ini malangnya sudah tersilap! Hujah-hujah mengenai pertumbuhan seorang bayi di dalam rahim seorang ibu sudah pun diajari oleh Aristotle 1,000 Tahun sebelum tercatitnya al-Quran! Sebenarnya, Aristotle telah menceritakan dengan tepatnya mengenai tali pusat (umbilical cord) serta fungsinya -sesuatu yang tidak disebut dalam Quran. Ini menunjukkan hakikat bahawa tokoh-tokoh dan ahli-ahli falsafah bukan Islam sudah mengenal dan menganalisa hal-hal saintifik jauh lebih awal daripada Muhammad dan lebih daripadanya. SETIAP sebutan pertumbuhan seorang manusia di dalam al-Quran mengikut teori-teori Roma dan Yunani yang sudah wujud jauh lebih awal lagi! Contohnya, ayat tersebut tentang air mani :

"Ia dijadikan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang punggung lelaki dan tulang dada..."

Surah 86:6,7

Kesilapan ayat ini amat jelas dan ketara! Dan ia juga meniru dan menciplak daripada teori-teori yang lebih awal lagi. Pertama, air mani tidak berasal "dari antara tulang punggung lelaki" jika begitu ertinya air mani berpunca daripada Buah Pinggang lelaki! Kami semua tahu hakikat air mani dibuat di dalam buah zakar (testicle) seorang lelaki. Tetapi orang sezaman dengan Muhammad - termasuk dia sendiri- jahil tentang hakikat tersebut! Sebelas abad sebelum munculnya Muhammad, seorang doktor Yunani bernama Hippocrates, menganjur teorinya bahawa air mani melalui buah pinggang sebelum sampai ke buah zakar lelaki. Teori air mani yang salah ini telah diterima tanpa disoal untuk berabad-abad lamanya.

Ada orang yang kata bahawa Muhammad tidak kenal orang-orang Rum atau Yunani. Tetapi, penduduk-penduduk tanah Arab sebelum kedatangan Islam, sudah pun bergaul dan berurusan dengan jajahan Byzantium, Syam, Mesir, Parsi dan juga Babylon. Terdapat juga ramai umat Yahudi dan Kristian yang telah bermastautin di sana. Umat-umat Yahudi dan Kristian ini sudah tentu kenal dan amat biasa dengan tamadun-tamadun Rum dan Yunani. Pada zaman Muhammad, umat Kristian sudah ada perhubungan dengan Rum. Yahudi pula ada pertalian dengan tamadun-tamadun di Babylon dan Parsi. Tidaklah mustahil, malah amat mudah sekali untuk konsep dan teori-teori tamadun-tamadun tersebut, termasuk teori pertumbuhan embrio yang silap itu, sampai kepada telinga Muhammad.

Akhir kata, mengimbas kembali kepada ayat-ayat Quran yang menyentuh pertumbuhan seorang bayi itu, saya akan akui bahawa itu juga adalah salah dan tidak masuk akal. Nas Quran berkata bahawa 'segumpal darah itu Kami jadikan sepotong daging, lalu sepotong daging itu Kami jadikan tulang, lalu tulang itu Kami bungkus dengan daging':Surah 23 ayat 13,14. Sebaliknya, hakikat Saintifik yang sebenar adalah tisu-tisu hidup yang bertumbuh terlebih dahulu, kemudian sahaja diikuti dengan pertumbuhan tulang yang akan semakin membesar dengan penambahan Kalsium bertahun-tahun selepas bayi itu dilahirkan. Jadi, ini menunjukkan satu daripada banyak kepelikan dan kesilapan 'saintifik' al-Quran.

Kepelikan-kepelikan Saintifik di dalam al-Quran dan Hadith.

Untuk mempercayai al-Quran adalah untuk menjadi tidak rasional dan mengabaikan kewarasan fikiran anda. Terdapat banyak mitos-mitos dan kesilapan-kesilapan Saintifik di dalam Al-Quran. Tetapi kebanyakan penganut Islam menerima ajaran-ajaran ini secara membuta sahaja. Dunia saintifik telah mengorak banyak langkah mencapai tahap pemikiran yang matang serta tinggalkan banyak pantang-larang serta sikap kebutaan dan ketakutan hasil daripada tamadun primitif budaya-budaya yang lalu. Malangnya, kerana nas al-Quran disanjung tinggi secara membuta dan tanpa disoal-siasat, maka terdapatlah banyak perkara di dalamnya yang ketinggalan zaman, amat pelik dan tidak tepat jika dibandingkan dengan kebenaran.

Sebagai permulaan, saya akan mengambil contoh daripada budaya Hindu. Menurut tradisi mereka, suatu hari, dewa Siva telah meninggalkan isterinya di rumahnya, isterinya pula telah mengambil kulit sendiri dan menjadikan seorang anak daripada kulit itu. Anaknya merupakan pelindung baginya dan juga rumahnya. Apabila Siva kembali ke rumahnya, anak itu telah dibunuhnya kerana dia telah menghalang Siva daripada memasuki rumahnya sendiri. Jadi, isteri Siva pun menjadi amat marah, dan Siva telah keluar dan memancung kepala seekor gajah dan mencantumkannya dengan tubuh anak yang telah dibunuhnya itu. Itulah sebabnya kenapa dewa Hindu Ganesh mempunyai tubuh seorang manusia tetapi berkepala gajah!

Adakah mana-mana orang Muslim yang mempercayai cerita ini ? Tentu Tidak! Ini adalah satu mitos, satu cerita dongeng yang tidak masuk akal dan tidak benar. Mitos ini telah direka oleh suatu budaya primitif. Jika amat mudah untuk menanggap mitos ini sebagai satu dongeng, umat Islam sendiri amatlah malang kerana mereka membuta kepada dongeng-dongeng di dalam nas Kitab Suci mereka sendiri. Marilah kita melihat beberapa contoh-contoh kesilapan-kesilapan Sains dan kesilapan fakta-fakta yang terdapat di dalam Al-Quran.


Sumber: